Laman

jumlah Pengunjung

Sabtu, 25 Februari 2012

“Relung Kecil dalam Penantian”


Mentari terik pagi
Wajahku panas dan memerah
Melirik jam dinding tak berkesudahan
Namun penantian panjang
Jatuh dan berderai mimpi dalam asa
Merangkul kecewa dan lara

Adakah langkahmu melaju?
Begitu hampa aku hidup dengan setengah hati
Belahan jiwa tak tau siapa yang merampas

Ku ingin Agamaku tak lagi ganjil
Aku kini enggan menjadi imam
Ingin bershaff di belakangmu,
Mengayuh kapal persiar mahligai kita
Menjadi kenek angkutan cinta kita
Bersupirkan insane insan mentauladani sang Baginda
Berlabuh pada jalan cintaNya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar