Laman

jumlah Pengunjung

Rabu, 06 Maret 2013

S.A.H.A.B.A.T


SAHABAT?

Satu kata yang mungkin kita semua dapat dengan mudah untuk mengungkapkan dan terlalu sering kita ucapkan dalam keseharian kita. SAHABAT. Dialah orang yang senantiasa berada di dekatmu kala suka dan duka, dialah orang selalu memberi waktu untuk menemanimu melewati hari-hari bersama, membantumu walaupun terkadang ia juga tengah kesusahan, selalu menghadiahkan sebuah senyum meskipun ia tengah berduka, selalu memberikan bahunya sebagai tempatnya bertumpuh kala menangis. Dan dialah orang yang selalu ada saat bensinmu habis di tengah jalan.. (yang terakhir ini pengalaman saya, hehehe..)

Saya yakin, kita semua memiliki makna sahabat yang beragam, tapi intinya lebih kurang sama. Saya teringat dengan salah satu mini research yang pernah saya lakukan dengan tema sahabat, definisi sahabat yang bervariasi dari setiap subyek namun memiliki satu tema. Sahabat tidak dapat dibeli dengan harta apapun itu, oleh sebab itu dia terlalu berharga. Sahabat tidak akan dijual di mini market karena dia bukanlah jajanan , tidak akan ada di pasar karena dia bukanlah sejenis sayur atau ayam, di restaurant ternama sekalipun tidak akan dapat kamu temui. Muncul pertanyaan, jadi dimana dia? Dia ada di sini tidak hanya pada saat kamu tersenyum saja, namun dia selalu berada dalam barisan depan saat kamu butuh, senantiasa menyematkan namamu dalam tiap bait Rabithahnya.
Bukan dia yang diam saat dirimu salah namun dia yang paling sering marah agar kamu dapat menjadi lebih baik lagi. Bukan pula dia yang selalu tersenyum saat kamu malas, tapi dia yang paling sering ngomel agar kamu bisa move on. Bukan dia yang sibuk dengan urusannya sendiri, tapi dia yang selalu melibatkan dirimu dalam kesibukannya bahkan dirimu menjadi kesibukan baginya dan kesibukan dirimu adalah bagian dari kesibukan dirinya. Saya dapat menggores tulisan ini bukan karena saya seorang sahabat yang terbaik, namun saya memahaminya karena saya memiliki sahabat-sahabat yang baik. Saya memiliki sahabat-sahabat yang hebat. Terimakasih SAHABATKU. Terimakasih ya Allah Engkau berikan aku harta terbaik dalam hidupku..
***
Ketika seorang sahabat bertanya kepada Saidina Ali bin Abi Tholib saat beliau menjadi kholifah, "Siapakah sahabat sejatimu hai amiirul mu'miniin?". Beliau menjawab, "Sungguh saat ini sangat sulit bagiku mencari sahabat sejati". Mengapa?, karena saat itu beliau menjadi kholifah semua orang mendekat kepada beliau. Sungguh sahabatku, Saat anda susah, saat anda sakit, saat anda perlu, saat anda jatuh miskin atau saat dia lebih kaya, lebih tinggi jabatannya, lebih populer...kita lihat sahabat kita itu tidak berubah, tetap dekat dan rendah hati bahkan lebih peduli itulah sahabat sholeh kita, sahabat sejati kita, bila tidak, itulah sahabat ada "maunya". SubhanAllah semoga Allah jadikan kita hamba hambaNya yg sholeh sholehah yang Allah persahabatkan juga dengan sahabat sholeh sholehah...aamiin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar