Laman

jumlah Pengunjung

Minggu, 13 November 2011

Teduh kala deras hujan..


Dentingan jarum detik  terus bergerak tanpa henti
Pertanda waktu terus bergelayut tanpa jeda
Namun denduman itu belum juga terdengar
Ku tarik nafas panjang seraya memandang pada titik-titik air yang jatuh
Inilah Rahmat Tuhanku
Waktu dikala do’aku kan diijabah oleh Nya
Sungguh teduh ku rasa memandang deras hujan di bulan Ramadhan
Rahmat itu mengguyur kala limpahan Rahmat membanjiri tahun ku
Ku tadahkan kedua tangan seraya bermunajat
“Ya Rabb, izinkan aku bertemu dengan RamadhanMu selanjutnya, hingga aku benar-benar menyandang gelar Taqwa”
Hujan itu sungguh deras jatuh tetapi RamadhanNya seolah menahannya dan membuat hati ku teduh
Di kotak berukuran 8x8 meter ini aku hayati bait demi bait Kalamullah seraya menitikkan hujan kecil
Sendu kala hanya Allah yang memandang, sendu kala hanya Allah yang mendengar
Kala matahari dan bintang terus berbincang,  RahmatNya jatuh menyejukkan qalbu
Memberi  petanda Ia maha adil, sang Hakim yang tak pernah terkedip dari Keadilan
Tak pernah berpaling sekalipun sesekali ku lupakan
Jasad  ku menggigil namun Ia tak beku kan Hati ku
Bait-bait ucapanNya hangatkan kesejukan hujan
Membuka hati kala mata ingin tertutup lenyap
Entah kapan matahari dan bintang berhenti berbincang??
Akankah usai saat bintang bersinar..
Ataukah saatnya Matahari gagah memandang dunia...

*4 Ramadhan 1432 H/ 4 Agustus 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar